Terorisme mencuat sesaat setelah peristiwa hancur leburnya gedung kembar WTC di Amerika Serikat 7 tahun yang lalu. Presiden George W.Bush lanatullahalaih itu tanpa menunggu langsung mengecam peristiwa “memilukan” itu sebagai bentuk perlawanan akan kekuasaan “agung” AS. Ia mengatakan bahwa ini merupakan tanggung jawab kelompok fanatik agama yang tidak menginginkan hegemoni Barat akan mereka (Irak, Afghanistan, negeri-negeri Islam (negeri dunia ketiga). Kalau ada penduduk di negeri manapun yang memiliki nama bercitrakan Islam, dia akan langsung dicurigai sebagai anggota kelompok fanatik agama penghancur imperium kekuasaan AS.
Kini, setelah sekian lamanya aksi terorisme jarang terdengar di telinga kita, antek-antek AS mulai gerah dan kembali menghembuskannya ke tengah-tengah masyarakat dengan dalih melalui kekerasan yang dilakukan FPI beberapa waktu lalu. Masyarakat dicecoki dengan pemberitaan secara sepihak oleh media dan akhirnya langsung berkesimpulan bahwa FPI-lah biang keladi dari ketidaktenteraman masyarakat di Indonesia. Jangan heran, karena FPI memang dikenal “keras” dalam menegakkan Islam kaffah. Tak ayal lagi jika mereka akhirnya berontak ketika Rasul, yang setelahnya tiada pengganti, diinjak-injak dengan keberadaan rasul baru, Ahmad Ghulam dari Hindustan. Perlu saya informasikan disini bahwa peristiwa baku hantam di Monas tersebut sebenarnya dimulai oleh pihak AKBB. Merekalah yang menyulut kemarahan anggota FPI yang ketika itu sedang berdemonstrasi perihal pembubaran Ahmadiyah. “Hal inilah yang disampaikan Kapolri Jenderal Soetanto di forum DPR-RI. Pihak Munarman hanyalah berbekal tangan kosong sementara AKBB bersenjata api yang diletuskan berulangkali. Penghancuran Islam melalui opini pelaku kekerasan dan stigma teror sementara pupus sudah”.
Lalu siapa sih the true terrorist in this world? Jawabannya mudah saja, Amerika Serikat. Loh kok mereka? Wah anda yang sering menonton film Hollywood pasti akan geram sendiri karena gambaran kebengisan AS tak pernah muncul dalam film-film produksi negara adidaya itu. Justru dengan penyembunyian itulah, AS menjadi teroris yang paling aman keberadaannya di muka bumi ini. Mereka meneriakkan keadilan ke seluruh penjuru dunia namun tak pernah memberikan ruang bagi Palestina untuk menentukan nasib negeri merka sendiri. Mereka berkoar-koar tentang kemanusiaan dan pentingnya kesehatan, padahal dalam kenyataan yang pahit, mereka adalah penjahat manusia yang membantai 1 juta rakyat Irak meninggal, membiarkan 4 juta penduduk Irak kehilangan rumah dan perlindungan. Selain itu, pada tahun 1945, Nagasaki dan Hiroshima dibom oleh AS untuk menunjukkan kedigdayaan mereka atas bangsa-bangsa lainnya terutama Uni Soviet dan kekuatan komunis yang merupakan saingan terberat AS yang berideologi kapitalisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar